Mitos atau fakta Si Kabayan seringkali diajak mertuanya mengambil ijuk dari
pohon-pohon enau yang tumbuh dihutan untuk dijual ke kota. Suatu saat
Kabayan sadar bahwa dari pekerjaannya itu, dia sama sekali tidak dibayar
oleh mertuanya. Kali ini dia punya akal, setelah dia mengambil ijuk
dari hutan, lantas dia meringkuk ke dalam ijuk yang tertimbun itu. Sang
mertua datang ke hutan tapi tak dijumpainya Kabayan, maka dia segera
memikul ijuk itu ke kota.
Begitu sampai di tempat pemborong ijuk, Kabayan segera loncat keluar
sambil tertawa. Sejak kejadian itu, Kabayan menerima sebagian dari hasil
penjualan ijuk itu, sedangkan tugas untuk memikul ijuk dilaksanakan
bergantian, tapi sang mertua tidak ikhlas, dia ingin balas dendam.
Ketika tiba giliran sang mertua untuk memikul ijuk, dia melakukan persis
seperti yang pernah Kabayan lakukan tempo hari, meringkuk bersembunyi
di dalam tumpukan ijuk.
Ketika Si Kabayan datang ke hutan dan tidak menemukan sang mertuanya,
tahulah Kabayan akan tipu muslihat mertuanya. Kebetulan Ki Silah lewat
dan Kabayan berkata sambil tertawa dalam hati bahwa dia ingin pinjam
korek api Ki Silah. Untuk apa Kabayan tanya Ki Silah sambil mengeluarkan
korek api dari dalam sakunya.
Saya mau bakar ijuk ini karena banyak ulatnya, takut menyebar ke tanaman-
tanaman yang lain jawab Si Kabayan. Mendengar percakapan kedua orang
itu, sang mertua langsung keluar dari tumpukan ijuk dan berlari sambil
menutupi wajahnya dengan segenggam ijuk agar jangan sampai kelihatan oleh kedua orang itu.
No comments:
Post a Comment