Mitos atau Fakta



Membangun hubungan jarak jauh dalam bingkai pernikahan memang tidak mudah. Suami istri yang tinggal satu atap saja terkadang banyak perma sa lahannya apalagi yang berlainan domisili. “Pasangan yang baru menikah atau usia pernikahannya masih di bawah lima tahun, sebaiknya tidak tinggal berjauhan,


Hubungan jarak jauh sebetulnya bisa saja sukses, namun dibutuhkan kerja keras suami dan istri. Usaha mereka untuk mempertahankan keharmonisan keluarga mesti lima kali lipat lebih besar ketimbang pasangan lainnya. “Terutama, upaya untuk saling mengerti, memberikan kasih sayang, dan saling memahami,


Suami-istri yang menjalankan hubung an jarak jauh harus membuang jauh-jauh pemikiran negatif. Jangan mengira, suami sedang enak-enakan di tempat ia tinggal, sementara istri repot mengurus rumah tangga. Posisikan diri setara sebagai orang yang sama-sama ditinggal pasangan, me rasa tak lengkap, dan membutuhkan kasih sayang. “Cobalah saling mengerti dan menyayangi, jangan hanya menunggu untuk diperhatikan,


Untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang, lihatlah kebutuhan pasangan. Ada yang membutuhkan kasih sayang lewat kata-kata rayuan atau kata-kata manis. Namun, ada pula yang tidak cukup dengan bahasa atau kata-kata saja, tapi justru lebih membutuhkan sentuhan fisik. Kebutuhan fisik itulah yang cukup merepotkan. Kalau mempunyai dana yang mencukupi, tidak ada salahnya jika rajin pulang atau saling mengunjungi.

Baca juga : Tipe - Tipe Wanita

Tapi, kalau bujet tidak cukup, harus ada pengertian dari suami dan istri. Untuk menghindari godaan dari luar, kuatkan komitmen untuk menjaga kesetiaan. “Benteng terbaik adalah iman,” komentar Indra. Pasangan yang memilih long distance marriage di awal perpisahan akan te rasa sebagai wujud rasa sayang di mata pa sangan. “Lama-kelamaan akan menyebalkan,”

Baca juga : Pria Itu Memang Susah

No comments: